Kadispar Bulukumba Diminta Benahi Pantai Bira, Khususnya Wilayah Cafe

  • Whatsapp

SimpulRakyat.co.id, Bulukumba – Pemerintah kabupaten Bulukumba, khususnya kepala dinas Pariwisata diminta untuk lebih bekerja keras lagi dalam membenahi kawasan objek wisata pantai Bira, Bulukumba.

Salah satu pengunjung  pantai bira, Dani menyampaikan sejumlah harapan pasca mengunjungi tempat wisata di bumi panritalopi itu kepada reporter media SimpulRakyat.co.id. Menurut Dani, ada beberapa kekurangan yang perlu untuk segera dibenahi.

Baca Juga

“Kemarin sore saya mandi di pantai kawasan Bara, jadi saya tanya-tanya ke pengelola Cottage, apakah ada penjaga pantai, katanya tidak ada, jadi saya tanya lagi, bagaimana kalau ada yang tenggelam siapa yang tolong, terus dia bilang untungnya belum ada ji pak yang tenggelam,” kata Dani.

“Sayang sekali kalau ada objek wisata sebesar ini, standar keamanannya tidak memenuhi, kita harapkan pemerintah bisa lebih memperhatikan lagi segi keamanannya,” harap Dani.

Berkiblat pada pantai Ancol, Jakarta, pada tahun 2018 lalu, untuk memberikan pengawasan serta menjamin kenyamanan dan keamanan seluruh pengunjung, Sekitar 266 petugas yang terdiri dari keamanan dan pengawas pantai (life guard) berjaga dan mengawasi aktivitas pantai selama 24 jam. Ditambah dengan 52 nelayan wisata yang selalu berada di sepanjang perairan Ancol ikut menjadi bagian pengamanan kawasan pantai.

Selain persoalan pantai, Kadispar Bulukumba juga diminta untuk membenahi usaha Cafe sepanjang jalan menuju pantai Bara, pasalnya kerap menjadi pemantik perselisihan pada kawasan tersebut.

“Saya sendiri sangat suka dengan Cafe yang ada disana, tapi pemerintah harus mempertegas rulenya, persoalan waktu oprasional, serta mungkin memberikan bantuan peredam suara ke pemilik cafe, agar suara yang keluar tidak mengganggu penginapan disekitarnya. Karena orang ke bagian Bara, orang yang mau suasana tenang,” tambah Dani.

Pernyataan Dani kemudian turut dibenarkan oleh pemilik Tevana, Tasya saat dikonfirmasi, “ia benar kebanyakan orang-orang yang masuk ke tempat kita (Tevana), orang-orang yang cari suasana tenang, orang bule (eropa) maunya privacy,” kata Tasya.

Seorang resepsionis Cottage yang enggan disebutkan namanya di kawasan Bara, juga mengungkapkan jika tamunya kerap ragu melintas di kawasan cafe, apalagi di waktu malam.

“Kadang itu tamu kalau sudah malam, apalagi malam minggu, minta ditemani keluar, karena begitu mi, mungkin merasa takut juga lewat disana,” pungkasnya.

Kepada Reporter SimpulRakyat.co.id, Pemilik Cottage lainnya di Kawasan Bara, Gafur juga menyampaikan sejumlah informasi terkait aktivitas cafe tersebut.

“Pernah memang terjadi perselisihan disana, tapi mungkin itu orang luar, kalau orang disini baik-baik ji, mungkin kalau minumannya sudah habis, masih mau minum, rese mi, bagus memang kalau ada pihak keamanan yang standby disana, terutama kalau malam minggu,” ungkapnya, saat ditemui, Sabtu, (29/8/2020) siang. (M Fatwa)

Jangan Lewatkan