Rusdin Tompo Serahkan Buku Puisi “Kata Sebagai Senjata” ke Kepala DPK Sulsel

  • Whatsapp

SimpulRakyat.co.id, Makassar – Rusdin Tompo menyerahkan buku kumpulan puisi terbarunya berjudul “Kata Sebagai Senjata” kepada Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Sulawesi Selatan, Mohammad Hasan.

Buku terbitan Rayhan Intermedia ini, merupakan antologi puisi tunggal kelima dari penulis yang juga dikenal sebagai pemerhati anak tersebut.

Lihat Juga

“Ini wujud kewajiban saya sebagai penulis untuk menyetor setiap buku yang merupakan karya cetak kepada perpustakaan,” kata Rusdin Tompo.

Penyerahan buku dilakukan sebelum acara Seminar/Bedah Buku Terbitan Daerah Sulawesi Selatan berjudul “Kelong Pannyaleori” karya Dr Hj Kembong Daeng di Hotel Mercure, Makassar, Rabu, 23 September 2020.

Baca Juga :  Begini Peran Serta Babinsa Keprabon Distribusikan Sembako di Wilayah Binaan

Undang-Undang tentang Karya Cetak dan Karya Rekam memang memerintahkan penyerahan buku kepada Perpustakaan Nasional RI dan Perpustakaan Umum Provinsi.

Diketahui, Rusdin Tompo memang rutin menyerahkan buku-bukunya, setiap kali bukunya diterbitkan. Untuk penyerahan buku ke Perpustakaan Nasional RI biasanya dilakukan melalui penerbit, sedangkan ke Perpustakaan Umum Provinsi, biasanya langsung diserahkan oleh dirinya.

Buku “Kata Sebagai Senjata” diterbitkan pada September 2020 dan diikutkan dalam kegiatan Sayembara Buku Antologi Puisi dalam rangka Anugerah Hari Puisi Indonesia 2020.

Kepala DPK Provinsi Sulawesi Selatan, Mohammad Hasan, mengapresiasi penyerahan buku yang dilakukan setiap penulis. Menurutnya, akan menambah koleksi perpustakaan dan memperkaya ragam bacaan sastra, khususnya puisi.

Mohammad Hasan menambahkan, instansinya sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan para penulis untuk memperkuat gerakan literasi di Sulsel.

Dia juga bertekad menjadikan perpustakaan sebagai rumah baca rakyat yang ramah dan setiap saat dapat diakses masyarakat Sulawesi Selatan.

Baca Juga :  Cerita Marshanda, si Cantik Penjual Apang Pella Makanan Khas Sidrap

“Perpustakaan kini tidak lagi dibatasi dinding dan rak buku saja, tapi telah bertransformasi menjadi perpustakaan berbasis inklusi sosial, menjadi pusat informasi, pusat belajar dan berkegiatan masyarakat,” pungkasnya.(*)

Jangan Lewatkan