Gustu Covid-19 Kepulauan Tanimbar Dinilai Pilih Kasih dalam Proses Karantina

  • Whatsapp
Ilustrasi

SimpulRakyat.co.id, Saumlaki – Penerbangan perdana pesawat komersil Wings Air ke Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar pada Jumat (3/7) lalu, ada sejumlah orang yang datang dari zona merah, yaitu Ambon, Maluku.

Sesuai protap Covid-19 pada era new normal, para penumpang tersebut tetap mengikuti proses karantina di tempat karantina yang sudah ditentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

Baca Juga

Dari informasi yang dihimpun media ini, ada beberapa anggota Polri dan Kepala Kejaksaan (Kajari) Negeri Saumlaki yang dikarantinakan secara mandiri di instansinya masing-masing.

Namun, ada dua orang pelaku perjalanan dari Jakarta yang diduga dikarantina secara terpisah dari seluruh pelaku perjalanan lainnya. Sesuai informasi, yang satunya diduga merupakan pengusaha besar di Jakarta yang ditemani salah seorang putra Tanimbar berinisial JO.

“Kami dengar ada dua orang dari luar daerah yang dikarantina di Hotel Harapan Indah. Informasi itu sudah tersebar luas di KKT,” ujar Rully Aresyaman saat dihubungi media ini, Senin (6/7).

Masyarakat Tanimbar menjadi resah karena dinilai ada perlakuan khusus kepada dua orang pelaku tersebut. Seolah-olah orang kaya ditempatkan di tempat special dan orang biasa ditempatkan di lokasi karantina yang ditentukan Gustu KKT.

Hal inilah yang disoroti sebagian masyarakat Tanimbar, baik dalam diskusi-diskusi lepas di warung kopi maupun di media sosial.

Menyikapi kebijakan Gustu Kepulauan Tanimbar ini, Ketua LP KPK KKT yang dihubungi media ini, Selasa (7/7) menyampaikan bahwa terhadap kebijakan karantina yang sementara ini diterapkan, mestinya menjadi perhatian dan evaluasi serius Gustu KKT.

“Kalau ditentukan karantina terpusat, ya harus terpusat semua, jangan ada yang seolah-olah dispesialkan. Berbeda dengan instansi-instansi vertikal seperti TNI-Polri dan Kejaksaan. Untuk masyarakat harus disamakan semuanya.”

“Kalau pengusaha itu beralasan sudah kantongi semua surat tes kesehatan dan minta dikarantikankan secara mandiri, masyarakat lain juga harus dizinkan karantina mandiri di rumah masing-masing. Saya harap Gustu KKT jangan pilih kasih, jangan seolah-olah membuat Diskriminasi antara masyarakat dan pengusaha.”

Seiring memasuki New Normal live dan mulai dibukanya jalur penerbangan dari dan ke Tanimbar, serta tidak menutup kemungkinan ke depan mulai dibuka lagi jalur transportasi laut, maka Gustu KKT mestinya sudah memikirkan langkah-langkah penanganan yang lebih spesifik.

“Saya berharap, Gustu sudah harus membuat kajian-kajian yang strategis untuk mengantisipasi membludaknya para pelaku perjalanan. Kalau perlu skalian di-Perdakan, biar menjadi acuan bagi semua pihak.” tegas Solmeda.

Lanjutnya, Dewasa ini sistem karantina terpusat bukan lagi solusi yang tepat sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di KKT.

“Alasannya selain tempat karantina terpusat yang semakin sulit dan sesak, Gustu juga akan semakin kewalahan dari sisi Pembiayaan dan Pengawasan.
Selain itu berguna juga untuk meminimalisir potensi diskriminasi terhadap para pelaku perjalanan.”

“Tinggal bagaimana Gustu memaksimalkan protokol penanganan Covid di pintu-pintu masuk kedatangan, serta melengkapi fasilitas kesehatan yang standart, termasuk pengobatan untuk menjaga kemungkinan buruk yang bakal terjadi,” imbau Solmeda.

Selain itu, ketua koordinator bidang pencegahan Gustu KKT, dr Tomaso, telah beberapa kali dihubungi media ini namun belum dapat memberikan keterangan.

Datangnya beberapa pengusaha besar dari Jakarta ke Tanimbar tentu memiliki tujuan bisnis tertentu. Salah satunya disinyalir berkaitan dengan proyek Blok Masela. Namun dalam situasi pandemi seperti ini, Gustu KKT diimbau untuk tidak pilih kasih dalam proses karantina bagi pelaku perjalanan, baik pengusaha maupun masyarakat biasa. (47)

Jangan Lewatkan