Manfaat Jahe di Masa Pandemi Covid-19

  • Whatsapp
dr Hadriati Hanafie (Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat Makassar)

SimpulRakyat.co.id, KESEHATAN – Saat ini dunia sedang dilanda pandemi virus Corona (Covid-19), termasuk Indonesia yang hampir seluruh wilayahnya sudah terpapar virus Covid-19. Virus yang belum ditemukan obatnya, dan diharapkan masyarakat berupaya agar terhindar dari virus ini.

Berbagai cara dianjurkan agar terhindar dari paparan virus ini, salah satunya adalah dengan meningkatkan daya tubuh baik secara konvensional maupun tradisional.

Baca Juga

Secara tradisional, salah satu pencegahan virus Covid-19 dengan mengkonsumsi rimpang yang mengandung curcumin komponen utama minyak atsiri.

Beberapa bahan alami yang mengandung curcumin adalah kunyit, temulawak dan jahe.

Kenapa disini fokus pada jahe? karena jahe sempat langka di pasaran dan harganya yang melonjak drastis.

Apa sih kelebihan jahe dari rimpang lainnya di masa pandemik ini? Mari kita bahas tentang tanaman rimpang ini dan manfaatnya.

Jika menyebut jahe orang akan mengingat Sarabba, minuman tradisional khas Makassar yang terdiri dari rimpang jahe, santan dan gula merah, berfungsi untuk menyegarkan tubuh.

Jahe sudah ada sejak jaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang dikenal dengan nama Zanjabil. Di Dalam Al-Qur’an Surah Al-Insaan Ayat 17 Allah Subhanahu Wata’ala berfirman: “Dan mereka diberikan minum”.

​Jahe atau Zingiber officinale Rosc merupakan tanaman asli Asia Tenggara yang sudah banyak tersebar ke seluruh dunia. Budidaya jahe sudah dilakukan sejak 4.400 tahun silam.

Secara umum, jahe tumbuh di tempat yang terbuka sampai agak ternaungi pada tanah yang mengandung bahan orgnik tinggi. Umumnya ditanam di tanah bertekstur ringan (lempung, berpasir, lempung berliat dan liat berpasir).

Secara umum, jahe dapat tumbuh mulai dari ketinggian 0 m diatas permukaan laut (dpl) sampai 1.500 m dpl. Namun, pertumbuhan optimal pada ketinggian 500-950 m dpl Sebagai tumbuhan yang memproduksi jenis rimpang, tanah tempat tumbuh jahe tidak boleh tergenang karena gampang busuk.

​Rimpang jahe mengandung minyak atsiri dan oleoresin. Komponen utama minyak atsiri seskuiterpen hidrokarbon meliputi zingiberene, kurkumin, felandren dan bisabolene. Selain itu juga mengandung amilum, vitamin (A, B dan C), asam-asam organik seperti asam malat, asam oksalat, senyawa flavonoid dan polifenol.

Jahe segar mengandung senyawa homolog fenolik keton yang dikenal dengan gingerol. Kandungan kurkumin dan gingerol pada jahe ini yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tubuh lebih kebal terhadap virus dan bakteri.

​Masyarakat menggunakan jahe sebagai bumbu penyedap masakan dan ramuan yang berkhasiat sebagai obat. Sebagai ramuan, jahe memiliki beberapa manfaat utama seperti: membantu mengurangi perut kembung, meredakan batuk, gejala masuk angin, meringankan nyeri, gejala sakit kepala, membantu memperbaiki nafsu makan, meningkatkatkan daya tahan tubuh, dan mengurangi nyeri haid. Selain itu jahu juga dapat digunakan sebagai obat luar seperti untuk mengobati keseleo, bengkak, memar, dan dapat digunakan pada penderia rematik.

Berikut ini resep sederhana dari ramuan jahe:

1. Meningkatkan daya tahan tubuh

Bahan: Jahe emprit/jahe merah 1 ibu jari, pegagan 1 jumput, temulawak 1 iris, gula merah secukupnya, air 1 ½ gelas. Ada pun cara pembuatannya, yakni: Jahe dicuci dan digeprek, temulawak dicuci dan diiris, pegagan dicuci, gula merah dipotong kecil-kecil. Semua bahan dicampur kemudian direbus sampai mendidih selama 10-15 menit. Sedangkan cara pemakaiannya, yakni: ramuan diminum hangat-hangat 2 hari sekali 1 gelas.

2. Sakit kepala karena pilek

Bahan: jahe 10 gram, gula jawa 20 gram dan air 200 ml. Ada pun cara pembuatan dan pemakaiannya yakni: jahe dibakar, dimemarkan kemudian diseduh dengan air mendidih dan ditambah gula jawa, diminum hangat. Jahe bisa diminum oleh siapa saja, tetapi tidak boleh diberikan pada penderita batu empedu dan perdarahan, kecuali atas saran dokter.

Dikutip dari buku The German Commission E disebutkan bahwa “kontraindikasi jahe terhadap kehamilan, namun belum ada laporan efek samping pemakaian jahe selama kehamilan”. Jahe dapat menghambat sintesis tromboksan (zat pembekuan darah), oleh sebab itu sebaiknya tidak digunakan oleh pasien yang beresiko perdarahan.

Selain di atas harus hati-hati mengonsumsi jahe saat perut kosong karena jika dosis berlebih bisa menyebabkan tukak lambung, maksimal 6 gr saat perut kosong.

Nah sudah tahukan manfaat jahe, mari memanfaatkan jahe sebagai salah satu ramuan tradisional Indonesia yang mampu menjaga kesehatan tubuh, semoga kita semua terhindar dari penyakit. Salam Sehat!

Penulis:  dr Hadriati Hanafie (Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat Makassar)

Jangan Lewatkan