Aktivis Ini Sesalkan ‘Pencopotan’ Nama Liukang Kalmas di Asrama Pulau

  • Whatsapp
Rumah Singgah Asrama Kepulaun Kabupaten Pangkep yang berada di Jln Barukang, Kota Makassar.

SimpulRakyat.co.id, Pangkep – Pencopotan nama Kalmas di papan nama Asrama Kepulauan Pangkep dikecam oleh Aktivis Kalukuang, Ardan Mattawang. Ia menilai, hal ini contoh yang kurang baik.

“Dulu, asrama itu pernah kami kontrol pembangunannya dan sesuai nama tender dan pernyataan oknum Kadis Perumahan dan Permukiman, bahwa itu adalah asrama Kalmas, makanya sempat kami sosialisasi terkait itu,” tutur Ardan Mattawang lewat rilis tulisnya ke Kantor Berita Simpul Rakyat di Pangkep, Selasa (12/1).

Baca Juga

Kader HMI Cabang Gowa Raya ini juga menyesalkan penggantian nama Liukang Kalmas menjadi rumah singgah kepulauan.

“Dan sekarang tiba-tiba nama Kalmas dicopot di papan nama asrama tersebut, yang saya duga tanpa ada koordinasi atau diskusi kepada pemuda, masyarakat dan mahasiswa Kalmas. Ini kami sangat sesalkan, maka dari itu kami selaku pemuda Kalmas menilai tindakan ini adalah contoh yang kurang baik,” ujarnya.

Ardan juga sempat menyinggung bahwa dalam waktu ini ia akan konsulidasi dengan pemuda dan mahasiswa Kalmas untuk mepertanyakan kejadian ini.

“Insya Allah, minggu ini akan kami datangi Kantor DPRD, Kantor Bupati Pangkep dan Dinas Perumahan dan Permukiman untuk mempertanyakan terkait insiden ini,” tutup Ardan Mattawang.

Sebelumnya diberitakan, Anggota DPRD Pangkep Budiamin mengatakan gedung itu awalnya dibangun di masa kepemimpinan almarhum Syafruddin Nur, diperuntukkan sebagai rumah singgah warga kepulauan Pangkep.

Namun, setelah direhab di kepemimpinan Bupati Pangkep saat ini, Syamsuddin A Hamid, bangunan tersebut  diperuntukkan untuk warga kepulauan asal Kecamatan Liukang Kalmas dan Liukang Tanggaya,

“Terkait Rumah Singgah yang ada di Jln Barukang, Kota Makassa, itu untuk kepulauan Pangkep, begitu rencananya mantan bupati, almarhum pak Syafruddin Nur, pada waktu itu,” kata dia

“Tapi setelah sudah direhab, bapak Bupati H Syamsuddin Hamid kasih (memberikan) ke Tanggaya sama Kalmas, karena (mereka) yang lebih banyak memanfaatkan itu bangunan. Tapi, kalau ada orang (warga) Tupabiring yang mau nginap itu tidak apa-apa karena bukan rumah tinggal, tapi rumah singgah,” jelas Budi.

Jangan Lewatkan