Derita Usia Senja, Kakek Sa’bara Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot

  • Whatsapp
Sa'bara Daeng Rowa (80) warga Bontoa, Kelurahan Tonrokassi Timur, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. (Foto: Hardiono/SimpulRakyat.co.id)

SimpulRakyat.co.id, Jeneponto – Sudah selayaknya usia senja merupakan waktu bagi seseorang untuk menikmati masa tuanya bersama keluarga.

Namun, tidak dengan kakek Sa’bara Daeng Rowa (80). Lelaki yang berusia lanjut itu diketahui tinggal seorang diri tanpa ada keluarga yang menemani, Jumat (27/6).

Baca Juga

Diketahui, Sa’bara Daeng Rowa tercatat warga Bontoa, Kelurahan Tonrokassi Timur, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Rumah gubuk milik Sa’bara Daeng Rowa yang terletak di atas lahan kebun milik warga sekitar. (Foto: Hardiono/SimpulRakyat.co.id)

Kakek tua itu harus bertahan hidup seorang diri di rumah gubuk tak layak huni miliknya setelah berpisah dari istrinya pada 10 tahun yang lalu.

Bertahun-tahun ia hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Kondisi gubuk reyot tempat tinggalnya boleh dibilang hanya sekadar untuk berteduh dari panas dan hujan.

Tak hanya itu, gubuk milikya pun tak dialiri listrik. Ia hanya mengandalkan lampu botol.

Kondisi dapur gubuk Sa’bara Daeng Rowa. (Foto: Hardiono/SimpulRakyat.co.id)

Ironisnya, kakek itu tidur tanpa alas, hanya ditemani bantal yang sudah usang, hidup dalam gubuk yang atapnya serba bolong, lantai tanah dan memiliki perabotan yang sederhana.

Bahkan, dapurnya pun hanya memiliki tongko api dan penyimpanan makanan. Untuk makan sehari-hari, kakek Sa’bara Daeng Rowa hanya bergantung pada belas kasihan warga sekitar.

Perlu diketahui, gubuk reot milik kakek tersebut berada di atas lahan kebun milik orang. Melihat kondisi kehidupan kakek itu, tentunya sangat membutuhkan perhatian dari kita semua dan pemerintah. (Hardiono)

Jangan Lewatkan