Peringati Milad ke-57, Unismuh Makassar Gelar Forum Debriefing Bersama Kemenlu RI

  • Whatsapp

SimpulRakyat.co.id, Makassar – Serangkaian pelaksanaan Milad ke-57, Unismuh Makassar pada Jumat (16/10/2020) menggelar Forum Debriefing kerja sama dengan Kementerian Luar Negeri RI.

Acara berlangsung secara daring melalui aplikasi Zoom dan Live Youtube mulai pukul 14.00-16.30 Wita.

Lihat Juga

Acara ini dibuka Ben Perkasa Drajat selaku Kepala Pusat Pengkajian & Pengembangan Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa Kemenlu RI.

Dalam sambutannya, pria yang akrab disapa Ben ini menyatakan pelaksanaan debriefing kepala perwakilan RI ini adalah salah satu bentuk implementasi dari MoU dari PPPK Kemetrian Luar Negeri dengan Unismuh Makassar ditandatangani 10 Februari 2017.

Rektor Unismuh Makassar Prof Dr H Ambo Asse pada kata sambutannya menyampaikan, forum ini sudah dilaksanakan sebanyak dua kali di Unismuh Makassar, dari total lima kali pelaksanaannya sekalipun dalam keadaan virtual.

Baca Juga :  KIPASS 5 Ajak Masyarakat Gowes Sambil Promosikan Bangunan Bersejarah Kota Makassar

Prof Ambo Asse berharap dapat memberi informasi untuk civitas akademika kampus dan para audiens yang hadir.

“Kerja sama ini tetap terjalin dan dapat ditingkatkan, semoga duta besar bisa mengajak dosen Unismuh Makassar berkunjung ke luar negeri di tempat bertugasnya. Perlu tetap memelihara kerja sama ini sehingga bisa menimbulkan manfaat yang lebih besar lagi,” katanya.

Hadir dua narasumber dan pembahas dipandu moderator. Narasumber pertama, Yuri Octaviani Thamrin selaku Dubes LBBP RI untuk Kerajaan Belgia, narasumber yang kedua Mohammad Wahid Supriyadi selaku Dubes LBBP RI untuk Federasi Rusia.

Bertindak pembahas yakni akademisi Unismuh Makassar Dr A Junaedi K dan moderator Perry Bernard Pada, salah satu Fungsional Diplomat Madya Pusat P2K Multilateral Kemenlu RI.

Narasumber pertama menuturkan merasa beruntung karena mendapatkan tugas jadi duta besar untuk Belgia, Luksemburg, dan Uni Eropa, ini salah satu pos strategis untuk diplomasi Indonesia, karena meng-handle Eropa, Belgia, Luksemburg, dan Uni Eropa beranggotakan 27 negara setelah Inggris keluar.

Baca Juga :  Ini Daftar Nama Pejabat Penerima Vaksin Perdana Sinovac di Pangkep

Keunikan Uni Eropa itu ada tiga, yaitu selalu merasa unggul leadershipnya pada lingkungan hidup, kemudian pada perlindungan HAM, dan pada kerja sama pembangunan.

Peraturan Uni Eropa sangat berimbas mengenai pada peraturan negara-negara di dunia, contohnya di Indonesia, sawit kita aksesnya dipersempit dan berbagai dampak lainnya.

Narasumber kedua membahas tentang Rusia memberi pandangan, Rusia bisa dibilang 19 kali dari Indonesia, dari timur ke barat beda waktu 11 jam. Rusia memiliki Global Peace Indeks yang tinggi, yaitu tiga kali lebih aman dari Indonesia.

Sebagai ajang promosi Indonesia, diadakan festival Indonesia sebagai inisiatif dari KBRI. Berlangsung telah 4 tahun, pelaksanaan terakhir dihadiri 117 ribu pengunjung dalam tiga hari pelaksanaan.

Karena usaha-usaha yang dilakukan, jumlah wisatawan Rusia yang ke Indonesia dari tahun 2016 hingga tahun 2019 meningkat dua kali lipat berkat usaha-usaha yang dilakukan oleh Kemenlu.

Baca Juga :  TNI AL Laksanakan Binwiltasla di Kepulauan Tanimbar

“Acara ini adalah merupakan salah satu rangkaian semarak Milad ke 57 Unismuh Makassar,” ujar Akbar selaku ketua Panitia Milad 57.

Akbar berharap terlaksananya acara ini bisa membuka akses bagi seluruh civitas akademik dan alumni Unismuh Makassar yang ingin berkarir atau melanjutkan kuliah di Luar Negeri.

Koordinator bidang Lomba Ahmad Harakan menyampaikan apresiasi pada kegiatan ini dan menjadi tahapan baru kerja sama akademik antara Unismuh Makassar dan Kemenlu RI.

Harapannya, kedepan kegiatan sejenis dapat dilaksanakan kembali. Jumlah pendaftar seminar yang membludak sebanyak 590 orang dari berbagai kampus dan institusi di Indonesia dan Luar Negeri memberi tanda bahwa kegiatan seminar ini menjadi daya tarik yang luar biasa.

Demikian Seksi Publikasi dan Dokumentasi Panitia Milad ke-57 Unismuh Makassar, Kahar dan Syahban Nur memberitakan. (Ulla/Yahya/Din).

Editor: Nasution

Jangan Lewatkan