Dianiaya Preman, Dosen Unsulbar Desak Polrestabes Makassar Tangkap Pelaku

  • Whatsapp
Ilustrasi (Dok Istimewa)

SimpulRakyat.co.id, Makssar – Andi Baso Faisal, dosen Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Fakultas Hukum dan Ekonomi, diduga jadi korban pemukulan dan penganiayaan oleh preman di Jln Hertasning Baru, Kota Makassar, Rabu (11/3/2020) sekira pukul 14.00 Wita.

Andi Baso mengaku, pemukulan ini bermula saat dirinya diajak oleh temannya, Dg Serang menuju ke sebuah lokasi dekat kanal Jalan Hertasning untuk bertemu Dg Sijaya. Namun, setelah tiba di lokasi tujuan, lebih dari sepuluh orang yang tidak dikenalnya dengan perawakan kekar, langsung memegang dan mengeroyok Andi Baso.

Baca Juga

Sementara itu, lanjut Andi Baso, saat dirinya masih dipukuli, Dg Sijaya muncul dan menanyakan persoalan tanah yang tidak jauh dari lokasi kejadian.

“Saya dipanggil teman (Dg Serang) di Jalan Inspeksi Kanal-Hertasning, Makassar. Dg Serang bilang Pergiki di Markas di belakang, Dg Sijaya mau bicara baik, jadi kubilang jangan ki anuka di’ karena saya ada tonji keluargaku,”

“Tiba di dalam, saya liat ada 10 orang preman pake tatto buka baju, saya langsung dipukuli, ada yang tendangka,” beber Andi Baso.

 

Surat tanda penerimaan laporan Andi Baso Faisal di Polrestabes Makassar

Atas kejadian itu, Andi Baso menderita luka memar pada mata sebelah kanan, luka pada tangan kiri, pipi sebelah kiri bengkak, dan leher sebelah kanan tergores.

Tak terima aksi premanisme tersebut, Andi Baso akhirnya melaporkan kejadian itu ke Polrestabes Makassar STPL/123/III/2020/POLDA SULSEL/RESTABES MKSR. Pihaknya kemudian mendesak Kapolrestabes Makassar memberi perhatian khusus demi memberantas premanisme di Kota Makassar.

“Saya berharap polisi bisa segera menangkap pelaku, karena kita tidak mau ada apa-apa kedepannya, Kita tidak mau ada premanisme yang main hakim sendiri,” tutup Andi Baso yang juga Wakil Ketua Advokad KAI Sulsel.

Hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian apa motif sebenarnya dari kasus dugaan pengeroyokan ini.

Reporter : M Fatwa

Jangan Lewatkan