SimpulRakyat.co.id – Lasik, atau laser assisted in-situ keratomileusis, telah menjadi solusi permanen yang terkenal untuk mengatasi masalah penggunaan alat bantu baca. Operasi ini telah dilakukan pada banyak orang yang mengalami masalah penglihatan.
Menurut Alodokter, lasik adalah prosedur medis yang digunakan untuk mengatasi berbagai gangguan penglihatan seperti miopia (rabun jauh), hiperopia (rabun dekat), dan astigmatisme.
Lasik juga dapat membantu mengurangi ketergantungan pada alat bantu penglihatan seperti kacamata dan lensa kontak.
Metode lasik
Ada beberapa metode Lasik yang telah berkembang sejak tahun 1960 hingga saat ini. Terdapat tiga generasi metode Lasik yang digunakan di seluruh dunia. Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa metode Lasik yang dapat diketahui:
1. Photorefractive Keratektomy (PRK)
PRK adalah jenis operasi mata Lasik yang digunakan untuk mengoreksi mata minus dan silinder. Prosedur ini melibatkan pembuatan bukaan pada permukaan kornea tanpa menggunakan pisau.
2. Femto lasik
Metode ini adalah salah satu jenis operasi mata yang menggunakan Laser femtosecond untuk membuat lubang pada permukaan kornea dan Laser excimer untuk memperbaiki kelainan refraksi. Inilah yang membuat prosedur Femto Lasik lebih akurat dan aman dibandingkan dengan metode LASIK sebelumnya.
3. Refractive Lenticule Extraction, Small Incision Lenticule Extraction
Lasik menggunakan teknik terbaru yang dapat memperbaiki kelainan refraksi tanpa perlu membuat flap pada kornea.
Biaya Lasik
Dalam era teknologi yang canggih seperti sekarang ini, banyak orang yang meragukan biaya lasik mata yang diperlukan untuk menjalani prosedur lasik. Biaya lasik di luar negeri tentu saja lebih tinggi dibandingkan dengan di dalam negeri. Sebagai contoh, di Singapura, biaya lasik dapat mencapai Rp 50 juta.
Di Indonesia, terdapat banyak pusat layanan khusus mata yang menyediakan layanan lasik. Harga lasik di Jakarta dimulai dari sekitar Rp9 juta untuk satu mata hingga puluhan juta rupiah untuk kedua mata.
Biaya lasik sangat bergantung pada teknologi yang digunakan dan kualitas pelayanan yang diberikan oleh klinik atau rumah sakit tersebut. Selain itu, penting untuk mempertimbangkan risiko dan efek samping yang mungkin terjadi akibat prosedur lasik.
Risiko dan Efek samping lasik
Risiko komplikasi yang mungkin terjadi setelah operasi lasik meliputi reaksi radang, infeksi, atau dislokasi flap kornea. Kedua kondisi ini memerlukan penanganan khusus dan dapat berpotensi berbahaya jika tidak ditangani dengan baik. Namun, persentase kemungkinan terjadinya risiko komplikasi tersebut sangat rendah, yaitu kurang dari satu persen.
Di sisi lain, risiko efek samping yang paling umum terjadi setelah operasi LASIK adalah mata kering. Efek samping ini diketahui tidak membahayakan karena hampir semua pasien lasik mengalami risiko ini.
Selain itu, terdapat juga risiko efek samping lainnya seperti penglihatan silau, lingkaran cahaya pada penglihatan, dan efek ringan sejenisnya. Efek samping ini dapat terjadi dalam rentang waktu beberapa minggu hingga bulan. Semoga informasi ini bermanfaat! (*). .
