SimpulRakyat.co.id, Makassar – Pihak keluarga almarhum Muh Arfandi Ardiansyah (18) mengaku hingga saat ini belum menerima hasil visum atau autopsi dari Biddokkes Polda Sulsel terkait kematian korban usai ditangkap anggota Polrestabes Makassar.
Hal itu diungkapkan ayah korban, Mukram (39) kepada awak media di Makassar, Selasa (28/6/2022).
“Sampai saat ini kami belum diberikan foto copy hasil visum atau autopsi meninggalnya anak saya,” ungkap Mukram.
Lanjut dikatakan, dirinya sudah meminta hasil visum dan autopsi tersebut. Namun hingga saat ini pihak Biddokkes Polda Sulsel tak kunjung memberikannya.
“Berapa kali saya minta mereka tidak mau kasih. Masa kami dari pihak korban tidak ada dikasih atau diperlihatkan hasil visum atau autopsinya. Nanti di pengadilan katanya baru dibacakan,” terang dia.
Mukram mengaku hanya diberitahu pihak Biddokkes Polda Sulsel terkait letak atau titik-titik luka yang dialami anaknya, tanpa menjelaskan lebih lanjut titik-titik luka lebam tersebut.
“Mereka hanya bilang 26 titik luka lebam saja,” katanya
Mukram pun merasa khawatir jika hasil visum anaknya akan diubah jika hasil visum tersebut tidak berikan.
“Saya takutkan kalau mereka ubah hasilnya. Kalau tidak ada saya pegangan hasil visumnya,” ungkapnya.
“Masa kita kelurga korban tidak diperlihatkan. Padahal berapa kali kami minta alasan Kanit (krimum)nya takut,” imbuhnya.
Padahal sebagai orang tua Arfandi, ia berharap bisa mengetahui hasil visum atau autopsi anaknya itu.
“Bukan apanya saya sebagai orang tua almarhum harus tahu apa saja lukanya,” pungkasnya.
Sebelumnya, Tim Forensik Polda Sulsel telah membongkar makam korban, di Pemakaman Arab Bontoala Jl Kandea 2, Kota Makassar, Kamis (19/5/2022) lalu.
Pembongkaran makam pemuda yang tewas usai ditangkap polisi itu dilakukan untuk kepentingan autopsi.
Sekadar diketahui, Polda Sulsel telah menggelar rekonstruksi kasus tewasnya Muh Arfandi Ardiansyah usai ditangkap anggota Satresnarkoba Polrestabes Makassar, Kamis (16/6/2022). Rekonstruksi ini dilakukan setelah enam orang oknum polisi ditetapkan sebagai tersangka.
Laporan: Jamil
Editor: Ahmad
